Anak Bukan Boneka Orang Tua
Tak ada anak yang suka dibeda-bedakan. Anak mempunyai caranya sendiri untuk menghebatkan diri. Yang diinginkan anak cuma satu, dikala jatuh ada yang membangkitkan, dikala terpuruk ada yang menyemangati. Kekuatan kata-kata aku mencintaimu sungguh besar dalam hidup anak. Anak bukan kuda pacu untuk mewujudkan keinginan orang tua. Tapi anak adalah dirinya sendiri yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.
Sering kali orang tua egois dalam mengendalikan keinginannya dan melupakan bahwa anak juga punya hak dalam mewujudkan segala mimqpinya. Padahal untuk kedepannya, anaklah yang menjalani kehidupannya bukan orang tuanya. Lagi-lagi masih ada orang tua yang memenjerai keinginan sang buah hati. Bahkan meminta mereka untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka yang belum terwujud. Memang benar, kalau orang tua adalah penunjuk jalan untuk anaknya, kemudian dengan percaya untuk melepaskannya ke dunia sendirian.
Lantas, apa yang seharusnya dilakukan orang tua untuk sang buah hati?
Seperti penciptaan makhluk yang berbeda paras, ras, suku, dan budaya. Begitulah perbedaan setiap orang tua dalam mengajari anak mereka. Sebagai contoh, orang tua yang perhatian kepada anaknya, sampai-sampai menuruti semua keinginan anaknya. Membiarkan sang anak bersenang-senang dalam kehidupannya hingga ia dewasa, anak tersebut malah tidak berterima kasih kepada orang tuanya. Bahkan menganggap hidupnya lebih baik tanpa orang tuanya.
Nah, itulah sebagai contoh orang tua yang selalu menuruti keinginan anak tanpa mengajarinya bahwa semua keinginan butuh usaha, proses, dan waktu dalam mewujudkan. Katakan pada sang buah hati, bahwa untuk mewujudkannya, kita harus meminta kepada-Nya, ya berdoa kepada Allah akan kebaikan yang nantinya akan kita dapatkan. Pernah kita mengatakan pada sang anak, "Nak, kehidupan ini sangat berbahaya, jika kamu tak mampu mengendalikannya, kamu akan ikut bersamanya dan menjadi teman dari kekejaman dunia. Untuk itu, kamu harus meletakkan Al-Qur'an di dadamu. Yakin dengan keimanan dan terus mengingat Allah di manapun kamu berada." Apa pernah kita mengucapkan itu kepada anak kita? Bahkan tidak sempat untuk mengatakan karena kesibukan dunia yang menyibukkan urusanmu.
Satu lagi sebagai contoh, katanya anak akan menuruti semua yang ada dalam diri orang tuanya. Anak seorang pencuri, akan menjadi seperti orang tuanya. Begitu juga dengan orang tua yang berhati lemah lembut pasti akan menjadi seperti dirinya. Itulah yang dikatakan, apa yang kita jalani akan terbias untuk sang buah hati. Apa yang kita lakukan di masa lalu secara tidak langsung, sang anak akan memerankannya untuk kita beri penilaian akan sikap kita dahulu.
Lagi-lagi saya katakan tidak. Tidak. Anak bukan kopian orang tuanya. Anak punya kehidupannya sendiri. Punya mimpinya sendiri, dan punya masa depannya sendiri. Anak yang lahir dari rahim wanita pemabuk, tidak bisa dikatakan akan menjadi anak yang tak benar nantinya. Itu sama saja kita menghukum anak yang lahir ke dunia akibat kesalahan orang tuanya. Padahal kita tidak tahu, kalau ibunya tak ingin anaknya menjadi sepertinya, akhirnya ia memutuskan untuk menitipkan anak ke pesantren dengan niat agar sang anak menjadi manusia yang lebih baik. Manusia yang selalu taat dan patuh kepada perintah Allah SWT.
Anda sebagai orang tua, pernah tidak mendengarkan jeritan hati sang anak? Tangisan yang ia sembunyikan dan kemarahan akibat dirinya yang tak mampu membahagiakan? Pernah sekali saja kamu melihat wajah sang anak ketika ia tidur lelap? Anda tahu tidak, dibalik senyumnya ada rasa tidak percaya diri yang sedikit tumbuh dihatinya. Itu karena Anda yang selalu memuji anak orang lain akan keberhasilannya atau memuji saudara kandungnya yang berhasil.
Padahal anak adalah keinginan dari orang tua untuk melengkapi kehidupannya. Meminta pada Allah sehingga Allah menitipkannya pada rahim wanita. Kemudian setelah ia lahir, apakah kita mengabaikan mereka? Tidak. Anak yang lahir adalah penyelamat Anda diakhirat kelak. Rawat, didik, dan bimbinglah mereka ke jalan yang benar. Ajari mereka tentang ilmu dunia agar ia bisa mewujudkan segala mimpi-mimpinya dan mampu hidup di dunia dengan kebahagiaan kemudian ajari mereka juga tentang ilmu agama, karena ilmu ini adalah kendaraan untuk menuju surga-Nya. Katakan bahwa dunia ini tidak kekal, akhiratnya tempat kita kembali.
Anda yang mempunya buah hati, peluklah buah hati Anda!!! Katakan padanya kalau dia bisa, bisa dalam menaklukkan dunia dan bisa menjadi hebat. Dan satu lagi, tanamkan nilai-nilai islami di dada mereka sehingga mereka tak akan salah langkah dalam perjalanan dunia yang sementara ini.
Untuk orang tua muda, saya tahu kalau akan sulit membesarkan dan mendidik mereka. Tapi ingat, kalian yang sabar dan ikhlas akan menuai hasil yang baik dari anak-anak kalian nantinya. Dan untuk orang tua yang telah mencap buah hati sebagai anak yang tak tahu diuntung, anak yang bodoh, tolol, atau apapun itu. Peluklah sang anak! Katakan maaf. Kemudian jangan melakukan kesalahan yang sama lagi.
Penulis: Mona Ms.
